Jumat, 11 April 2014

Anugerah Terindah dalam Hidupku


Syalom.. J
Akhirnya aku memutuskan untuk menulis sebuah note yang menceritakan pengalaman pribadiku dengan DIA, Tuhan dan Juruselamatku yang sungguh luar biasa. Bagaimana DIA menghancurkan hatiku yang dulu yang penuh dengan segala perasaan yang aku yakin sering mendukakan hati Tuhan dan perlahan membentuknya kembali. Dan sekarangpun aku masih merasa dalam tahap pembentukan itu. Mungkin akan terbaca biasa aja, tapi ini sangat berharga untukku karna ini kali pertamanya aku akan menceritakan bagaimana hidupku yang dulu yang sejak kecil menjadi orang Kristen tetapi menjalani hidup dengan penuh kemunafikan. Bukan bermaksud untuk mengagung”kan dosa ataupun mencoba me-list segala dosa yang pernah kulakukan (yang bahkan aku yakin tidak akan pernah selesai untuk menulis semua dosa itu), tapi aku cuma ingin menyampaikan hal yang baik di mata manusia belum tentu baik di mata Tuhan. Kenapa aku berkata seperti itu? Karna itulah yang terjadi dengan hidupku. Baiklah, mungkin aku akan sedikit flashback bagaimana hidupku yang dulu sebelum aku benar” merasakan Kasih yang luar biasa itu dalam hatiku.
          Dulu, saat aku hanya menyandang status agama Kristen tanpa mengerti bagaimana sebenarnya menerima kristus seutuhnya di dalam hatiku. Sejak kecil aku diajarkan untuk pergi ke gereja setiap hari minggu, merayakan paskah di bulan april, natal di bulan desember, dan hal” lainnya. Aku hidup di lingkungan yang sangat mendukungku untuk melakukan hal” itu. Inilah zona ternyamanku. Tapi siapa sangka karena kenyamananku ini aku malah seperti kehilangan segalanya? Aku pergi ke gereja setiap hari minggu tanpa pernah mengerti kenapa aku harus melakukan itu terus menerus. Aku merayakan paskah bersama keluarga dan teman”ku tanpa pernah benar” merasakan sukacita kebangkitan Juruselamatku. Aku merayakan natal yang seringkali malah melahirkan rasa kesombongan dalam diriku (karena hamper selalu aktif untuk mengisi acara) dan bukan melahirkan karakter kristus. Dan aku menjalani semua hal itu sampai aku SMA.
Saat aku SMA, aku mempunyai banyak teman dan alhasil akupun masuk ke dalam berbagai komunitas. Aku sangat dekat dengan teman” satu kelasku di SMA karna memang kami hanya berjumlah 20 orang jadi tidak begitu sulit untuk menjalin keakraban. Aku merasa hidupku baik” saja. Aku bergereja setiap hari minggu, aku berdoa, aku juga hampir tidak pernah bolos untuk mengikuti ibadah jumatan di sekolahku. Tapi apa yang kudapat? Nothing. Tidak pernah ada hati yang benar” rindu untuk berjumpa dengan Tuhan. Karna apa? Tidak ada motivasi yang benar. Aku bergereja hanya untuk membuat orangtuaku senang karena aku melakukan perintahnya. Aku berdoa hanya supaya orang” melihat aku ‘suci’. Aku ibadah jumatan hanya supaya nilai agamaku baik. Bukan untuk mencari Tuhan tapi mencari pandangan dunia dan hal” yang kuinginkan. Seperti yang kukatakan, aku merasa hidupku baik” saja tapi tidak mensyukuri segala sesuatunya. Aku tidak pernah sungguh” berkata Tuhan terima kasih untuk hal ini.
Seperti yang sering terjadi pada anak SMA, akupun mengalaminya. Aku yang dulu adalah yesika yang sangat melankolis. Mungkin sekarang aku bisa menceritakan ini tanpa menutupi yang sebenarnya karna saat ini aku memang udah dipulihkan Tuhan dari dosa itu. Dulu, aku mudah sekali menangis kecewa hanya karna hubungan yang bermasalah dengan seorang cowok (orang” sering menyebutnya galau). Aku sering merasa Tuhan tidak adil terhadapku untuk setiap hal yang kulalui dalam masalah ini. Bahkan parahnya lagi, ketika aku kecewa sama satu orang cowok dan aku sangat marah, aku akan melampiaskan kekecewaanku kepada orang lain. Entah itu teman”ku, keluargaku, bahkan cowok yang lainnya. Itulah aku yang dulu. Lalu kapan tepatnya aku mulai merasakan Kasih Tuhan? Jawabannya adalah saat ibadah gabungan seluruh kelas XII yang akan mengikuti Ujian Nasional di kotaku. Tepatnya pada tanggal 12 April 2013. Aku benar” gak ngerti gimana cara Tuhan menjamah hatiku saat itu. Untuk pertama kalinya aku benar” merasa sangat tidak layak untuk disebut anak” Allah. Aku yang selalu mengandalkan keakuanku, aku yang tidak pernah mensyukuri segala kebaikan Tuhan, aku yang beribadah dengan ogah”an, dan segalanya. Aku benar” merasakan Tuhan berbelas kasih kepadaku dan aku mengakui segalanya kepada DIA. Inilah awal pemulihanku. Setelah itu aku benar” hidup dengan baik?  Tidak. Aku masih jatuh dalam dosa. Sampai saatnya Tuhan tempatkan aku di kampus ini, yang katanya Institut terbaik bangsa dan aku kembali dijangkau dan mengalami lahir baru. Dan aku menetapkan hati untuk menjalani pemuridan di LPMI. Walaupun tidak berjalan lancar seperti yang kuharapkan tapi aku mau tetap setia. Di masa pembentukanku saat ini, mungkin akan sangat banyak tantangan yang harus kuhadapi dan Tuhan memang berkata demikian (Lukas 9 : 23-24). Menjadi pengikut Kristus harus berani berbeda dengan dunia.
Aku bersyukur Tuhan boleh berikan aku hati yang mau percaya kepada Yesus Kristus karna aku tahu gak semua orang mendapatkan kesempatan ini. Tapi aku mau beriman setiap dari mereka yang belum percaya boleh mendengarkan  kabar baik yaitu injil yang berbicara ttg Allah itu sendiri sehingga setiap orang boleh diselamatkan karena memang hanya Yesus satu”nya jalan kebenaran dan hidup (Yohanes 14:6).
Mungkin cukup segitu dulu kesaksian yang bisa aku bagikan. Semoga apa yang sudah aku tulis ini bisa memberkati setiap orang yang membacanya. Hidupku belum sepenuhnya benar di dalam Tuhan, tapi aku mau belajar dan tetap setia dalam pembentukanku. Jesus bless you.. J