Syalom.. J
Akhirnya
aku memutuskan untuk menulis sebuah note yang menceritakan pengalaman pribadiku
dengan DIA, Tuhan dan Juruselamatku yang sungguh luar biasa. Bagaimana DIA
menghancurkan hatiku yang dulu yang penuh dengan segala perasaan yang aku yakin
sering mendukakan hati Tuhan dan perlahan membentuknya kembali. Dan sekarangpun
aku masih merasa dalam tahap pembentukan itu. Mungkin akan terbaca biasa aja,
tapi ini sangat berharga untukku karna ini kali pertamanya aku akan
menceritakan bagaimana hidupku yang dulu yang sejak kecil menjadi orang Kristen
tetapi menjalani hidup dengan penuh kemunafikan. Bukan bermaksud untuk mengagung”kan
dosa ataupun mencoba me-list segala dosa yang pernah kulakukan (yang bahkan aku
yakin tidak akan pernah selesai untuk menulis semua dosa itu), tapi aku cuma
ingin menyampaikan hal yang baik di mata manusia belum tentu baik di mata
Tuhan. Kenapa aku berkata seperti itu? Karna itulah yang terjadi dengan
hidupku. Baiklah, mungkin aku akan sedikit flashback bagaimana hidupku yang
dulu sebelum aku benar” merasakan Kasih yang luar biasa itu dalam hatiku.
Dulu,
saat aku hanya menyandang status
agama Kristen tanpa mengerti bagaimana sebenarnya menerima kristus seutuhnya di
dalam hatiku. Sejak kecil aku diajarkan untuk pergi ke gereja setiap hari
minggu, merayakan paskah di bulan april, natal di bulan desember, dan hal”
lainnya. Aku hidup di lingkungan yang sangat mendukungku untuk melakukan hal”
itu. Inilah zona ternyamanku. Tapi siapa sangka karena kenyamananku ini aku
malah seperti kehilangan segalanya? Aku pergi ke gereja setiap hari minggu
tanpa pernah mengerti kenapa aku harus melakukan itu terus menerus. Aku
merayakan paskah bersama keluarga dan teman”ku tanpa pernah benar” merasakan
sukacita kebangkitan Juruselamatku. Aku merayakan natal yang seringkali malah
melahirkan rasa kesombongan dalam diriku (karena hamper selalu aktif untuk
mengisi acara) dan bukan melahirkan karakter kristus. Dan aku menjalani semua
hal itu sampai aku SMA.
Saat aku
SMA, aku mempunyai banyak teman dan alhasil akupun masuk ke dalam berbagai
komunitas. Aku sangat dekat dengan teman” satu kelasku di SMA karna memang kami
hanya berjumlah 20 orang jadi tidak begitu sulit untuk menjalin keakraban. Aku
merasa hidupku baik” saja. Aku bergereja setiap hari minggu, aku berdoa, aku
juga hampir tidak pernah bolos untuk mengikuti ibadah jumatan di sekolahku.
Tapi apa yang kudapat? Nothing. Tidak pernah ada hati yang benar” rindu untuk
berjumpa dengan Tuhan. Karna apa? Tidak ada motivasi yang benar. Aku bergereja
hanya untuk membuat orangtuaku senang karena aku melakukan perintahnya. Aku
berdoa hanya supaya orang” melihat aku ‘suci’. Aku ibadah jumatan hanya supaya
nilai agamaku baik. Bukan untuk mencari Tuhan tapi mencari pandangan dunia dan
hal” yang kuinginkan. Seperti yang kukatakan, aku merasa hidupku baik” saja
tapi tidak mensyukuri segala sesuatunya. Aku tidak pernah sungguh” berkata
Tuhan terima kasih untuk hal ini.
Seperti
yang sering terjadi pada anak SMA, akupun mengalaminya. Aku yang dulu adalah
yesika yang sangat melankolis. Mungkin sekarang aku bisa menceritakan ini tanpa
menutupi yang sebenarnya karna saat ini aku memang udah dipulihkan Tuhan dari
dosa itu. Dulu, aku mudah sekali menangis kecewa hanya karna hubungan yang
bermasalah dengan seorang cowok (orang” sering menyebutnya galau). Aku sering
merasa Tuhan tidak adil terhadapku untuk setiap hal yang kulalui dalam masalah
ini. Bahkan parahnya lagi, ketika aku kecewa sama satu orang cowok dan aku
sangat marah, aku akan melampiaskan kekecewaanku kepada orang lain. Entah itu
teman”ku, keluargaku, bahkan cowok yang lainnya. Itulah aku yang dulu. Lalu
kapan tepatnya aku mulai merasakan Kasih Tuhan? Jawabannya adalah saat ibadah
gabungan seluruh kelas XII yang akan mengikuti Ujian Nasional di kotaku. Tepatnya
pada tanggal 12 April 2013. Aku benar” gak ngerti gimana cara Tuhan menjamah
hatiku saat itu. Untuk pertama kalinya aku benar” merasa sangat tidak layak
untuk disebut anak” Allah. Aku yang selalu mengandalkan keakuanku, aku yang
tidak pernah mensyukuri segala kebaikan Tuhan, aku yang beribadah dengan
ogah”an, dan segalanya. Aku benar” merasakan Tuhan berbelas kasih kepadaku dan
aku mengakui segalanya kepada DIA. Inilah awal pemulihanku. Setelah itu aku
benar” hidup dengan baik? Tidak. Aku
masih jatuh dalam dosa. Sampai saatnya Tuhan tempatkan aku di kampus ini, yang
katanya Institut terbaik bangsa dan aku kembali dijangkau dan mengalami lahir
baru. Dan aku menetapkan hati untuk menjalani pemuridan di LPMI. Walaupun tidak
berjalan lancar seperti yang kuharapkan tapi aku mau tetap setia. Di masa
pembentukanku saat ini, mungkin akan sangat banyak tantangan yang harus
kuhadapi dan Tuhan memang berkata demikian (Lukas 9 : 23-24). Menjadi pengikut
Kristus harus berani berbeda dengan dunia.
Aku bersyukur Tuhan boleh berikan
aku hati yang mau percaya kepada Yesus Kristus karna aku tahu gak semua orang
mendapatkan kesempatan ini. Tapi aku mau beriman setiap dari mereka yang belum
percaya boleh mendengarkan kabar baik
yaitu injil yang berbicara ttg Allah itu sendiri sehingga setiap orang boleh
diselamatkan karena memang hanya Yesus satu”nya jalan kebenaran dan hidup
(Yohanes 14:6).
Mungkin
cukup segitu dulu kesaksian yang bisa aku bagikan. Semoga apa yang sudah aku
tulis ini bisa memberkati setiap orang yang membacanya. Hidupku belum
sepenuhnya benar di dalam Tuhan, tapi aku mau belajar dan tetap setia dalam
pembentukanku. Jesus bless you.. J